Anggrek (Orchidaceae) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki keanekaragaman yang tinggi, memiliki jumlah jenis terbesar dari tumbuhan berbunga, hampir 25.000 jenis dan sekitar 6.000 jenis diantaranya adalah anggrek Indonesia yang telah berhasil diidentifikasi. Bali merupakan salah satu wilayah persebaran anggrek. Pada pulau ini ditemukan sebanyak 159 jenis anggrek, di Bali terdapat 146 jenis anggrek,dan terdapat Anggrek epifit di danau Buyan-Tamblingan Bali Barat tercatat sebanyak 30 jenis
Keberadaan anggrek di alam liar terus menurun, disebabkan oleh perusakan habitat dan eksploitasi yang berlebihan. Eksplorasi flora, terutama anggrek, dianggap sangat penting, karena banyak habitat alami anggrek telah terdegradasi. Pemusnahan habitat alami anggrek telah meningkat tajam dan telah dipercepat oleh aktivitas manusia seperti perumahan, industri, perkebunan dan sebagainya. WCMC (1995) menyatakan bahwa anggrek termasuk jenis terancam tertinggi (39%) dibandingkan dengan jenis terancam lain di Indonesia. Bahkan kemungkinan masih banyak jenis anggrek telah punah sebelum sempat dideskripsikan atau didokumentasikan. Banyak kawasan hutan di Jawa telah diubah menjadi area permukiman, perumahan atau perkebunan sehingga populasi anggrek di alam liar sudah sangat terancam. Selain itu, pedagang anggrek liar secara ilegal merambah langsung di habitat alaminya, sehingga hal ini juga memicu penurunan populasi anggrek liar di alam. Bencana alam juga menjadi salah satu penyebab menurunnya populasi di alam.
Oleh karena itu PT PLN Indonesia Power Bali PGU PLTG Gilimanuk berupaya untuk menjaga kelestarian flora endemik hutan Bali Barat melalui Pelestatian Anggrek Hutan Bali Barat kembali guna untuk meningkatkan jumlah entitas flora yang terdapat pada area Hutan Bali Barat.
Jenis Fauna | Perkembangan Pertahun | Satuan | ||
2022 | 2023 | 2024* | ||
Pelestatian Tanaman Endemik Anggrek Hutan Bali Barat ( Dendrobium Crumenatum Sw ) | ||||
7 | 15 | 19 | pohon |